Tau ga secara ga sadar kita tuh kadang2 ngebikin tembok penghalang interaksi kita dengan dunia luar, n tembok itu fungsinya untuk menutupi / mengurangi interaksi yang tidak diperlukan .
contoh simpelnya aja deh, pas kita ada di bis n secara ga sengaja jari kita bersenggolan ama orang lain refleknya lkita tuh segera menarik telapak tangan kita menjauhi telapak tangan orang yang baru aja bersentuhan dengan kita (kita ngerasa ga aman kalo ada orang yang ga dikenal tiba2 melakukan kontak fisik dengan kita kan?? ^^ ).
Contoh ke dua tuh misalkan ada kecelakaan / tabrakan, sebagian orang memang segera berinisiatif membantu korban kecelakaan tersebut tapi sebagian lagi hanya menganggap kejadian tersebut sebagai tontonan yang menarik, dan bahkan ada yang mengambil keuntungan dari kejadian tersebut (seperti yang gw alami pas gw tabrakan, duit di dompet gw ilang ) , karena para pelaku itu membangun tembok di pikirannya makanya dia bisa melakukan hal tersebut tanpa merasa bersalah.
Dan reaksi seperti ini (which mean membangun tembok penghalang interaksi) sering dimanfaatkan oleh para pengelola toko buku dalam menindaki orang2 yang sering baca gratisan ( termasuk gw :P ) contohnya neh, pas Orang-orang Yang Sering Baca Gratisan ( OYSBG ) lagi serius baca tiba2 ada aja petugas di sekitar mereka yang entah kenapa ngeberesin tumpukan buku ato sengaja berkeliling di sekitar mereka, hal ini mungkin dimaksudkan supaya OYSBG jadi ngerasa kurang nyaman n menghentikan kegiatan baca gratisan mereka yaa pendapat mereka sih “ toko buku ini bisa rugi kalo semua bukunya bisa di baca gratis “ ( n opkors hal tersebut don’t ngepek anything ama gw ^0^v )
Begitulah adanya sodara sodara setanah dan sodara sodara seair, kiranya satu lagi teori gw yang didasari oleh pengamatan sehari2 gw aja, daripada bengong sambil ngupil di bis mendingan merhatiin di sekitar kita sapa tau kita dapet satu ato dua hal yang berguna, tul gak????
Regards,
Homoncullus